WORKSHOP
PENYUSUNAN RPP,
MODUL,
DAN SOAL LITERASI NUMERASI
DENGAN TEMA
“MENYONGSONG
KURIKULUM MERDEKA MANDIRI”
DI MTs S HIDAYATUL ATHFAL
PEKALONGAN
Kegiatan yang diselenggarakan selama
tiga hari ini dimulai sejak tanggal 19 sampai dengan 21 Juni 2022 bertempat di laboratorium Komputer
MTs.S Hidayatul Athfal yang diikuti oleh semua bapak ibu guru MTs.S Hidayatul
Athfal.
Workshop mengenai modul ajar, RPP, dan soal literasi, numerasi dalam rangka kurikulum merdeka
mandiri tahun 2022 ini dibuka oleh Ketua Pengurus yayasan, H. Nur
Setiawan, SE dengan nara sumber guru penggerak dan sekolah penggerak Ibu Siti
Nurul Izzah, M.Pd. dan Ibu Ernika Sondang, SHS, S.Pd. serta Ibu Rahayu
Setyorini, S.Pd.
Bapak H. Nur Setiawan dalam sambutannya yang
sekaligus membuka kegiatan ini mengatakan, harapannya workshop ini dimanfaatkan
dengan maksimal sebagai bekal yang berharga, tak ada salahnya kita tahu dan mengerti bagi madrasah dalam naungan
kementrian agama yang sudah ada KMA 427 namun belum ada PPnya, maka tak ada
kelirunya kalau MTsS hifal harus sudah
siap dan harus selalu meningkatkan kualitas. Bila kita tidak bisa mengikuti
dengan yang ada, maka kita akan tertinggal. Jangan di sia-siakan karena
biayanya tidak sedikit, untuk mengantarkan siswa didik kita.
Bapak kepala MTs. S Hidayatul Athfal
dalam sambutanya menyampaikan, Diawali Firman Allah “Allah tidak akan merubah
nasib seseorang, kalau seseorang itu tak mau merubahnya sendiri.” Dan
dilanjutkan dengan sebuah hadist carilah ilmu sejak lahir hingga ke liang
lahat. Kurikulum adalah menjadi sumber ilmu dari guru semata, namun kurikulum KTSP
dan Kurikulum 13 sekarang bukan dari guru semata. Adanya perubahan kita tak boleh
lengah dengan adanya kurikulum ini, yaitu “Merdeka Belajar” seolah-oleh
terikat kalau dengan kurikulum sebelumnya. Ada 3 tahapan
dalam kurikulum merdeka ini, mandiri belajar, mandiri berubah, mandiri berbagi yang
harus kita kembangkan sebagai pendidik. InsyaAllah akan lebih enak dan leluasa
dan menjadi peluang bagi seorang guru. Dengan workshop selama 3 hari ini semoga
bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh bapak ibu guru.
Selaku narsum Ibu Siti Nurul Izzah,
M.Pd. memberikan apresiasi pada bapak ibu guru MTs. S Hidayatul Athfal ternyata
rasa ingin tahunya, ingin belajarnya lebih tinggi walau KMA 427 sudah ada namun
PP nya belum turun, namun dari madrasah sudah ingin tahu dengan ingin belajar.
Dalam praktisi mengajar ada 1 s/d 20
episode. Namun sampai sekarang belum tampak. Beda dengan Negara maju yang
di handel oleh
profesor-profesor atau para praktisi pendidikan di bidangnya. Nah untuk kita dalam IKM bisa
mengambil di Platform Merdeka Mengajar
nanti bisa di download. Capaian Pembelajaran untuk SMP atau MTs 75 % dan
25 % projek.
Itulah kurikulum mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi.
Di negara maju berdasarkan
pengalamannya Narsum Ibu Siti Nurul Izzah, M.Pd menceritakan, mengajar serius
sekali dengan persiapan tak cukup dengan video, siswa akan merasa kecewa sekali
jika tidak ada gurunya sehingga gak ada guru terlambat, RPP benar-benar
dilaksanakan. Itu di Australia begitu pula di Singapura. Misalnya mereka
dalam belajar bahasa asing Bahasa Indonesia, anak didik mencoba berpidato dengan
bahasa Indonesia
tentang hari raya Idul Fitri.
Dalam pelaksanaan
Projek merdeka
belajar ada 3 projek dalam 1 tahun pelajaran dan salah satu
contoh yang sudah dilaksanakan di
Sekolah Penggerak adalah seperti Penguatan kearifan lokal menjadi kegiatannya, yaitu tahfidzul juz amma. Dimensi berimtaq, mandiri. Bangunlah jiwa raga, kegiatannya pencegahan perundungan, Stop
aksi perundungan dengan berkarya. Bikin Poster, Cerpen, Puisi, Film pendek
dimensi kreatif, jujur, ahlak karimah. Gaya kehidupan berkelanjutan, kegiatannya membuat pupuk organik
cair. Kalau sekolahnya termasuk adiwiyata misalnya. Dimensinya gotong royong, akhlak terhadap alam. Ke
3 projek ini boleh dilaksanakan dengan menggunakan system reguler atau system blok.
Untuk assesmen penilaian
di kurikulum merdeka ada 3, Diagnostik, dilakukan
awal pembelajaran kognitif, non kognitif (gaya belajar kinestetik, visual, atau
poster vidio, auditori). Formatif, asesmen dilakukan untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Sumatif, seperti asesmen akhir lingkup
materi (ASLIM) dan asesmen akhir semester(ASAS). Adapun
Rapornya ada dua, yaitu
rapor Reguler (Nilai
Ketrampilan dan Pengetahuan menjadi 1 nilai) dan raport projek.
Begitu
pula dengan Ibu Ernika memberikan materinya mengenai modul
ajar, RPP, dan soal literasi, numerasi dalam rangka menyambut atau menyonsong
kurikulum merdeka
mandiri. Rasionalnya Bapak ibu di latih untuk bisa menyusun
dan mengembangkan
sendiri capaian pembelajaran yang diperlukan, meliputi silabus, RPP, serta pembuatan
soal berbasis literasi membaca dan numerasi. Dalam hal itu bu Ernika memberikan
catatan, buatlah soal numerasi yang tidak menyulitkan sebagaimana menghitung
matematika pada setiap soal yang dibuat. Buatlah soal numerasi dengan memilih
kompetensi dasar yang bisa, yang ada. Karena tidak semua KD bisa dibuat soal
numerasi. Dan juga jangan sampai dipaksakan.
Bapak Ahmadun, S.Ag., M.S.I selaku pengawas MTs. Se Kota Pekalongan,
mengatakan tindak lanjut worshop ini harapannya bisa untuk segera di respon oleh bapak kepala
dan pengurus yayasan dengan segera mengajukan surat ke Kementrian Agama Kota
Pekalongan. Itu yang menjadi titik goalnya yang diulang-ulang disampaikanya.
Sedang Ibu Rahayu Setyorini dalam
materinya mengajak kepada semua bapak Ibu guru agar bisa membuat soal literasi
numerasi dijadikan mutu pendidikan sehingga nilai literasi berapa dan numerasi
berapa menjadi fase standarnya. Setiap kali tes atau Ulangan Harian, PTS, PAT minimal
bisa 2 literasi dan 3 numerasi atau bisa
jadi 5 soal, berbeda dengan soal-soal pada umumnya. Hal yang menjadi tantangannya
adalah harus bisa membangun peserta didik dengan motivasi dan stimulus
tersendiri. Dengan soal numerasi bagaimana soal-soal itu bagi anak bisa
menyelesaikan dengan logika angka-angka utk menyelesaikan masalah. Yaitu soal
yang berhubungan dengan matematika atau
angka-angka atau hitungan. Misal, soal untuk mapel PAI yaitu zakat atau faroid.
Soal PJOK misal skor peghitungan. Intinya, cari KD yang pas untuk di
numerasikan.
Numerasi disebut juga literasi
numerasi dan literasi untuk soal matematika
(grafik, tabel, bagan dsb.) Untuk stimulus bisa dalam bentuk cerita,
berupa bacaan, gambar, tabel, grafik, dialog atau vidio atau permasalahan yang
ada saat ini. Caranya melalui stimulus cerita. Untuk mapel Akidah Akhlak misalnya dengan sifat
wajib, mustahil, Asmaul Husna. Konten Domain Numerasi
ada 4 yaitu, Bilangan,
Geometri dan Pengukuran, Aljabar, serta Data dan Ketidakpastian. Numerasi Level Kognitif,
knowing atau pemahaman, applaying atau penerapan atau tersirat, Reasoning atau
bernalar data. Numerasi kontek, personal, misal nama toko atau nama orang, sosial budaya misal komunitas atau masyarakat dan
saintifik.
Untuk soal PG ada 4 pilihan kalau PG komplek bisa 13 atau 24
atau 123 jawaban benar bagi peserta SMA.
Kalau soal dalam bentuk mennjodohkan dengan lajur kiri soal lajur kanan jawaban.
Workshop menyonsong Implementasi Kurikulum Merdeka
ditutup oleh bapak Pengawas kita, Ahmadun, S.Ag., M.S.I dengan harapan supaya ada
goalnya kegiatan ini sehingga bapak ibu guru bisa mampu dalam actionya.
Antusias guru dalam mengikuti kegiatan, rasa ingin tahunya tinggi sekali, sehingga waktu yang tiga hari itu, tiada terasa, testimoninya dapat dilihat dalam kegiatan tersebut seperti serasa masih kurang.
Pekalongan, 22 Juni 2022
Penulis Lutfi AC
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan komen di sini